Minggu, 06 Maret 2011

Membaca Shalawat Nabi

Edisi VI Jum`at 22 R. Awal 1432H / 04 Maret 2011

Membaca Shalawat Nabi
Ustd. Asy`ari Masduki, MA

 "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam kepadanya"
(Q.S al Ahzab:56)

Keutamaan Membaca shalawat Nabi
Membaca shalawat Nabi memiliki keutamaan yang sangat besar. Orang yang membacanya akan mendapat rahmat, kemuliaan dan ampunan dari Allah ta`ala.
Rasulullah -shalallahu`alaihi wasallam- bersabda :

"Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah membalasnya dengan 10 rahmat-Nya"(H.R Muslim dan Ahmad)

Rasulullah -shalallahu`alaihi wasallam- bersabda :

"Barang siapa yang bershalawat kepadaku dengan kemauannya sendiri satu kali maka Allah akan membalasnya dengan 10 rahmat dan menghapus 10 keburukannya dan mengangkat derajatnya 10 kali tingkat".(H.R Ahmad, al Bukhari, Nas`i dan al Hakim)

Makna Shalawat dan Salam Kepada Nabi
Dalam Q.S al Ahzab: 56 di atas dijelaskan bahwa Allah dan para malaikat bershalawat pada Nabi. Shalawat
Allah kepada Nabi maknanya bahwa Allah memberikan rahmat kepada beliau. Shalawat para malaikat kepada Nabi maknanya bahwa para malaikat memintakan ampunan untuk beliau. Sedanngkan shalawat kita kepada Nabi artinya kita meminta kepada Allah agar menambah kemulyaan dan keagungan untuk sayyidina Muhammad -shalallahu`alaihi wasallam-. Adapun bacaan salam kita kepada nabi artinya kita meminta kepada Allah agar memberikan keamanan terhadap hal-hal yang dikhawatirakan oleh Nabi akan menimpa umatnya.

Cara Membaca Shalawat
Para ulama menyebutkan bahwa dalam membaca shalawat kepada nabi Muhammad haruslah dengan bacaan yang benar, agar mendapatkan pahala dari bacaan shalawat tersebut. Misalnya dalam mengucapkan (ص) haruslah benar, jangan dibaca sin (س) karena dapat merubah maknanya. Dan disyaratkan juga untuk tidak menambah ya(ي) pada lafadz (صل). Karena lafadz صلي dipergunakan untuk muannats (perempuan), sedangkan Allah maha suci dari berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

FORUM TANYA JAWAB

1. Bagaimana hukum membaca shalawat dengan diiringi musik?
Para ulama membagi alat musik menjadi dua bagian; alat musik yang diharamkan dan alat musik yang diperbolehkan. Kaidahnya; setiap alat musik yang ketika dimainkan sendirian (tanpa alat musik yang lain) telah dapat menimbulkan rasa senang atau senih di hati pendengarnya maka alat musik semacam itu haram, seperti seruling, gitar, rebab, biola, dan lainya. Sedangkan alat musik yang tidak demikian ,maka diperbolehkan seperti rebana, bedug dan lainya. Membaca shalawat dengan alat musik yang diharamkan adalah haram, sedang dengan alat musik yang diperbolehkan seperti rebana maka diperbolehkan.

2. Apakah ada waktu - waktu khusus untuk bersholawat Nabi?
Secara umum, umat Islam dianjurkan bershalawat Nabi, kapan dan dimanapun dia berada. Namun ada waktu - waktu tertentu yang memiliki kekhususan dalam membaca shalawat dan  bahkan dalam sebagian waktu tersebut hukum membacanya adalah wajib; antara lain:
1) Setelah tasyahud akhir, Imam Syafi`i mengatakan wajib, sedangan para ulama Malikiyah mengatakan sunnah.
2) Setelah takbir kedua dalam shalat janazah
3) Ketika nama beliau rasulullah disebut, Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam- bersabda:

إِنَّالبَخِيْلَ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلَّ عَلَيَّ
"Orang yang bakhil adalah orang yang nama saya disebut dihadapanya dan dia tidak mau bershalawat kepadaku" (H.R Ibnu Hibban)

4) Ketika berdo`a; dianjurkan berdo`a agar dimulai dengan hamdalah kemudian diteruskan dengan membaca shalawat nabi.
5) Pada hari Jum`at; disunnahkan pada hari jum`at untuk memperbanyak membaca shalawat. Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam- bersabda:

"Barang siapa yang bershalawat kepadaku pada hari Jum`at 80 kali maka Allah mengampuni dosa - dosanya 80 tahun" (H.R ad Daraquthni)

6) Dalam khutbah Jum`at; diantara rukun dua khutbah adalah membaca shalawat Nabi.

3. Apakah sama membaca shalawat dan memuji nabi?
Membaca shalawat dan pujian terhadap nabi sama-sama dianjurkan dalam Islam. Namun dari segi makna keduanya berbeda. Makna shalawt sebagaimana telah dijelaskan di muka, sedangkan pujian kepada Nabi artinya menyebutkan kebaikan, kemuliyaan dan keagungan Rasulullah, baik dari segi fisik, akhlak maupun perjuangan beliau. Mengucapkan pujian kepada Rasulullah hukunya boleh dengan ijma`(kesepakatan umat Islam). Allah ta`ala berfirman:

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". (Q.S al Qalam:4)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ada sejumlah perempuan yang memuji nabi dengan mengatakan:

"Muhammad adalah seorang tetangga yang sangat agung" (H.R Ibnu Majah)

Meskipun demikian, tidak boleh berlebihan dalam memuji Rasulullah (al Ghuluw) sehingga mensifati beliau dengan sifat ketuhanan. Dlama sebuah hadits, Rasulullah -shalallahu`alaihi wasallam- bersabda,

Makanya:
"Jangan kalian menyanjungku sebagaimana orang Nasrani menyanjung putra Maryam (Isa) sesungguhnya aku adalah hamba Allah, maka katakanlah hamba Allah dan rasulNya" (H.R Al Bukhari)

Diantara contoh pujian yang melampaui batas yang diperintahkan terhadap Rasulullah adalah perkataan sebagian orang bahwa Rasulullah mengetahui segala sesuatu, termasuk semua perkara yang gaib. Perkataan seperti ini bertentangan dengan nash-nash al Qur`an yang menjelaskan bahwa hanya Allahlah yang mengetahui segala sesuatu. Salah satunya adalah firma Allah :
وَهُوَبِكُلِّ شَىْءٍعَلِيْمٌ
Maknaya:"dan dia Maha mengetahui segala sesuatu"(Q.S al Hadid:3)

1 komentar:

  1. Mau dengar murottal langsung via internet klik :

    http://siip.blogdetik.com/category/murottal/

    BalasHapus