Jumat, 11 Maret 2011

AKHLAK MULIA : DEFINISI DAN KEUTAMAANNYA

AKHLAK MULIA
DEFINISI DAN KEUTAMAANNYA
Ust. Asy`ari Masduki, MA

Misi utama Rasulullah adalah mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam, satu-satunya agama samawi dan satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah ta`ala. Raasulullah mengajak umat manusia untuk hanya menyembah Allah ta`ala dan tidak mensekutukan-Nya dengan makhluk.
Selain akidah, beliau juga mengemban misi membenahi akhlak umat manusia.Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam-  bersabda:

إِنَّمَابُعِثْتُ لِاُْتَمِّمَ مَكَارِمَ الْاَْخْلَاق
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (H.R al Baihaqi)

Dalam Islam, kemulliaan akhlak menjadi barometer (alat pengukur) kekuatan iman seseorang. Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam- bersabda:

اَْكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًااِْحْسَنُهُمْ خُلُقًا
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang palling baik akhlaknya".(H.R at Thabarani)

Orang yang berakhlak mulia dijamin dengan surga oleh Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam-, Beliau bersabda :

"Aku jamin dengan sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang memperbaiki akhlaknya". (H.R al Baihaqi)

Menurut Allah, kedudukan orang yang berakhlak mulia setara dengan orang yang senantiasa melakukan puasa sunnah pada siang hari dan senantiasa melaksanakan shalat sunnah pada malam harinya. Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam- bersabda :

"Sesungguhnya dengan kemuliaan akhlaknya, seseorang benar - benar dapat sampai pada derajat as shaim (orang yang berpuasa sunnah terus menerus pada siang hari) dan derajat al Qiam(orang yang shalat sunnah terus menerus setiap malam)"(H.R al Baihaqi)

Definisi Akhlak Mulia
Pada prinsipnya seseorang dianggap telah berakhlak mulia apabila telah melakukan tiga kriteria berikut ini:
1. Berbuat baik kepada siapa pun (tanpa pandang bulu), orang yang dikenalnya maupun yang tidak dikenalnya, orang yang baik terhadapnya maupun orang yang jahat terhadapnya. Seseorang belum disebut sebagai orang yang berakhlak mulia apabila hanya berbuat baik kepada orang yang dikenalnya saja, atau apabila hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadanya saja, sebaliknya kepada orang yang jahat terhadapnya ia membalas dengan kejahatan serupa atau bahkan yang lebih jahat. Sebab akhlak semacam itu juga bisa dilakukan oleh seekor binatang. Seekor anjing apabila ia diurus dan diberi makan dengan baik, maka ia akan membalasnya dengan kebaikan, membantu pekerjaan dan menjaga rumahnya. Sebaliknya, apabila dia diperlakukan denngan tidak baik, maka anjing itupun akan jahat, menggigit dan menerkamnya.
Berbuat baik tanpa pamrih dan tanpa pandang bulu ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang dalam berbuat baik hanya mengharapkan ridha Allah. Sebab seseorang yang mengharapkan pujian dan imbalan manusia dari perbuatan baik dan imbalan manusia dari perbuatan baik yang ia lakukan, maka tentu ia akan memilih-milih dalam berbuat baik, memilih orang yang kira-kira bisa membalas dengan kebaikan yang serupa atau kalau bisa bahkan orang yang bisa membalas kebaikannya tersebut dengan kebaikan yang jauh lebih besar.
2. Mengekang hawa nafsunya dari berbuat jahat terhadap orang lain. ia harus mengekang tangannya dari menyakiti orang lain(seperti membunuh, memukul, menakut-nakuti dengan senjata atau mengambil hak orang lain). Ia harus mengekang lisanya dari menyakiti orang lain (seperti mengumpat, mengadu domba atau mencaci orang lain). Ia juga harus mengekang semua anggota badannya dari menyakiti orang lain. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
"Seorang muslim yang sempurna adalah apabila umat Islam selamat dari perlakuan jahat tangan dan lisannya".(H.R al Bukhari, Muslim, dan lainnya)

3. Bersabar ketika mendapatkan perlakuan jahat dari orang lain. Ia harus mampu mengekang hawa nafsunya untuk tidak membalas perlakuan jahat orang lain kepadanya. Sebaliknya dia harus berusaha membalas perbuatan jahat dengan perbuatan baik. Aqabah bin Amir menceritakan bahwa Rasulullah -shallallahu`alaihi wasallam- menjelaskan kepadanya tentang akhlak penduduk langit dan bumi yang paling mulia. Beliau bersabda :

"Yaitu menyambung tali silaturrahim orang yang memutus tali silaturrahim danganmu, memberikan sesuatu orang yang tidak sudi memberimu sesuatu dan memberi maaf orang yang mendzallimimu" (H.R at Thabarani)

Forum Tanya Jawab
*) Apa hukum mendengarkan orang yang sedang ghibah ?
Ghibah adalah membicarakan keburukan yang ada pada orang lain di belakang dia -tidak dihadapanya-, baik yang berkaitan dengan keadaan fisik, nasab, pakaian, rumah atau akhlaknya.
Ghibah termasuk di antara dosa besar yang paling sering menyebabkan seseorang diadzab dalam kuburnya. Bagi seseorang yang berada dalam majlis ghibah berkewajiban untuk mencegah dengan cara menasehatinya -apabila dia mampu melakukanya-. Apabila orang tersebut tidak menerima nasehat, atau dia tidak mampumemberikan nasehat, maka dia wajib meninggalkan tempat tersebut. Sebabkehadiran dia dapat memberikan motivasi orang yang sedang ghibah untuk terus ber-ghibah. Dengan demikian haram bagi seseorang berdiam dari dalam majlis ghibah, dan mendengarkan ghibah, meskipun dia tidak melakukannya. Memang dia terhindar dari dosa lisan ghibah, namun dia terperosok dalam dosa telinga, mendengar suara-suara yang diharamkan yang berupa ghibah.


1 komentar:

  1. Assalaamu’alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh

    Mantap banget sobat !!!!!!
    blog ini cukup ramai sekali , penataanya juga cukup bagus ditambah dengan artikel yang bagus pula , sungguh sangat sempurna !!!
    Jangan lupa berkunjung dan koment ke blog saya, dengan copy paste link di bawah :

    http://labibmusyaffa.wordpress.com
    http://trik-komputer-internet.blogspot.com
    http://labib.i.ph >>>>> NEW
    dll.....


    Salam untuk kang Malik dan kang Aziz.

    Selamat berkarya dan terima kasih.
    jazakallahu khair

    BalasHapus