Jumat, 18 Februari 2011

PERINGATAN MAULID NABI

Buletin Jum`at An Nuur Edisi IV Jum`at 15 R. Awal 1432H

PERINGATAN MAULID NABI
Ust. Asy`ari Masduki, MA

  • Sejarah Maulid Nabi
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthollib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ibunya adalah Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Khilab bin Murah. Dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabi`ul Awwal Tahun fiil (gajah). Dilahirkan dalam keadaan bercelak, memakai wewangian, telah terpotong tali pusarnya, telah berkhitan dan diantara pundaknya terdapat khatamun nubuwwah. Dilahirkan dalam keadaan berlutut dan mengangkat kepalanya kelangit, karena langit adalah tempat turunya rahmat dan kiblat berdo`a. Pada hari kelahiranya, api sesembahan kaum majusi padam, padahal belum pernah padam selama seribu tahun, danau sawah mengering, dan singgasana raja Persia goncang sehingga 15 balkonnya berguguran.
Ketika sang ibu melahirkanya, beliau melihat pada bayinya cahaya yang menyinari istana Bushra di Syam sehingga beliau melihat leher - leher unta yang ada di sana.
  • Hukum Peringatan Maulid Nabi 
Perayaan maulid nabiMuhammad shalallahu`alaihi wasallam adalah salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah ta`ala,  atas anugrah kelahiran sang penyelamat Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam, sekaligus bentuk rasa cinta kepada beliau. Perayaan maulid nabi juga merupakan moment untuk mengingat kembali ingatan kita akan sejarah panjang perjuangan Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam  dalam menyelamatkan manusia dari kebodohan kekufuran menuju kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. 
Apabila kita perhatikan dari seluruh prosesi perayaan maulid nabi (pembacaan ayat - ayat suci Al Qur`an pembacaan sejarah kelahiran, sejarah perjuangan dan akhlak serta keutamaan - keutamaan nabi nabi agung Muhammad, maulidhah hasanah  dan diakhiri dengan do`a dan sedekah) maka semuanya adalah baik, tidak ada satupun kegiatan yang bertentangan dengan syari`at islam, tidak ada satu kegiatan yang bertentangan dengan al Qur`an dan hadits - hadits Rasulullah. Dengan demikian, perayaan maulid nabi masuk dalam dalil umum perintah berbuat kebaikan, firman Allah ta`ala  :
وَافْعَلُواالْخَيْرَلَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"dan perbuatlah kebaikan supaya kamu mendapat kemenangan"
Para ulama menggolongkan perayaan maulid nabi sebagai bid`ah hasanah. Al  Hafidz as Suyuthi dalam kitab Husnul Maqshid fi `Amali al Maulid  menegaskan bahwa peringatan maulid nabi yang terdiri dari pembacaan al Qur`an, membaca riwayat kelahiran nabi, kemudian disediakan makanan untuk yang hadir dan tidak lebih dari itu adalah termasuk bid`ah hasanah, orang yang melakukannya mendapat pahala, karena mengandung unsur pengagungan terhadap Nabi shalallahu`alaihi wasallam dan kegembiraan dengan lahirnya bani yang mulia.
  Salah satu dasar perayaaan maulid nabi adalah sebuah hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah ketika datang di Madinah, beliau mendapati orang - orang yahudi sedang berpuasa Asyura, kemudian beliau menanyakan hal itu pada mereka. Mereka menjawab : pada hari ini Allah menenggelamkan Fir`aun dan menyelamatkan nabi Musa, maka kami puasa sebagai wujud syukur kami kepada Allah. Rasulullah kemudian bersabda :
"Kami lebih berhak (ikut) dengan Musa dari kalian"
kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.
Berdasarkan hadits ini dapat dipahami bahwa melakukan perbuatan syukur kepada Allah terhadap suatu nikmat atau hilangnya suatu musibah pada hari tertentu pada setiap tahunya hukumnya adalah boleh. Dan syukur itu bisa dilakukan dengan sujud syukur, puasa, sedekah, membaca al Qur`an dan perbuatan - perbuatan baik lainya. Dan nikmat yang paling agung adalah kelahiran Nabi Muhammad shalallahu`alaihi wasallam.

Forum Tanya Jawab 
 1. Bagaimana sejarah Peringatan Maulid Nabi
     Pertama kali orang yang mengadakan peringatan maulid  nabi adalah raja al Mudhaffar Abu Sa`id al Kaukabri raja Irbil di Irak pada awal abad ke tujuh hijriah. Beliau adalah seorang raja yang bertaqwa, pemberani, cerdas, alim dan adil. Setiap datang bulan Rabi`ul Awwal, beliau senantiasa melaksanakan perayaan maulid nabi secara besar - besaran. Diceritakan dalam kitab sair A`limi an Nubala wa an Nihayah,  bahwa perayaan maulid nabi yangbeliau adakan selalu dihadiri oleh umat Islam dari berbagai penjuru Irak dan al Jazair dan juga dihadiri oleh pembesar ulama baik dari fuqaha, Muhadditsin, sufi,  ataupun yang lainya. Pada saat itu raja al Mudhaffar menyembelih ribuan unta, kambing dan ayam, menghidangkan seratus ribu roti, dan 30 ribu piring kue. Setiap tahunya, untuk keperluan peringatan maulid nabi beliau mengalokasikan dana sampai dengan 300 ribu dinar.

 2. Apa yang dimaksud dengan bid`ah?
    Bid`ah adalah sesuatu yang baru yang belum dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam-, Para ulama membagi bid`ah menjadi dua bagian yaitu bid`ah dhalalah (sesat) dan bid`ah hasanah ( bid`ah yang baik). Bid`ah dhalalah / sayyiah  adalah bid`ah yang bertentangan dengan al Qur`an dan hadits, sedangkan bid`ah hasanah  adalah bid`ah yang tidak bertentangan dengan al Qur`an dan hadits. Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam bersabda :
 "Barang siapa yang membuat perkara baru dalam ajaran agama kita ini yang bukan bagian dari agama maka ia tertolak"
    Dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan kepada kita bahwa perkara baru yang tertolak adalah apabila bertentangan dengan syari`at, sedangkan yang sesuai dengan syari`at maka tidak tertolak.
Imam Syafi`i sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Bari (13/13) juga menyatakan :
"Bid`ah itu ada dua yang terpuji dan yang tercela, bid`ah yang sesuai dengan sunnah maka ia terpuji dan bid`ah yang bertentangan dengan sunnah maka ia tercela" 

0 komentar:

Posting Komentar