Masjid Agung AN NUUR Kab. Kediri

Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 01 Agustus 2013

Syarat Wajib Zakat Fitrah



Syarat Wajib Zakat Fitrah
 ust. Asy'ari Masduki, MA


Zakat Fitrah wajib dikeluarkan dengan syarat-syarat sebagai berikut:



 a.  Islam, zakat fitrah tidak diwajibkan kepada orang kafir. Adapun orang yang murtad zakat fitrahnya ditangguhkan sampai dia kembali menjadi Islam. Namun, orang kafir tetap berkewajiban membayar zakat fitrahnya orang-orang Islam yang nafkah mereka menjadi tanggung jawab orang kafir tersebut, seperti istri dan anak-anaknya. Jadi, syarat Islam itu berlaku bagi orang yang zakat fitrahnya dikeluarkan oleh orang yang wajib memberi nafkah kepadanya (mukhraj anhu) bukan bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah (mukhrij)


b.  Menemui bagian akhir dari bulan Ramadlan dan awal bulan Syawwal. Zakat Fitrah tidak wajib dikeluarkan oleh orang yang meninggal dunia sebelum tenggelamnya matahari atau lahir setelah tenggelamnya matahari. 

c. Memiliki kelebihan mu’nah (biaya hidup) – baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang-orang yang nafkah mereka menjadi tanggung jawabnya – pada hari raya Fitri dan malamnya (sehari semalam). Yang dimaksud dengan mu’nah di sini meliputi makanan dan lauk pauknya, tempat tinggal, pakaian dan lain-lain yang layak dan bersifat pokok. Dengan demikian, meskipun seseorang tergolong fakir miskin namun jika dia memiliki kelebihan harta pada hari raya dan malamnya maka dia tetap wajib mengeluarkan zakat fitrah.

Ukuran Zakat Fitrah

Kadar (takaran) Zakat Fitrah yang wajib dikeluarkan adalah 1 sha’ (empat mud) dan berupa bahan makanan pokok, seperti beras, gandum, kurma dan lain-lain yang berlaku secara umum di daerah dimana kita tinggal. Tidak sah membayar zakat fitrah dengan uang.
Sha’ adalah nama suatu takaran persegi empat yang panjang lebarnya 14.65 cm³ dan sepadan dengan 4 mud atau +- 2.719 Kg beras sebagaimana penjelasan dalam kitab Fathul Qadir.
Jika seseorang mempunyai kelebihan mu’nah, namun kurang dari satu sha’, maka kelebihan tersebut wajib dikeluarkan sebagai Zakat Fitrah untuk dirinya sendiri, meskipun hanya satu mud (sekitar 0,6875 Kg.).
Disebutkan dalam sebuah hadits:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ عَلَى الصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ وَالْحُرِّ وَالْمَمْلُوكِ
Maknanya: “Dari Ibnu Umar “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan Zakat Fitrah, yaitu satu sha’ kurma kering atau gandum atas anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya”. (HR al Bukhari dan Muslim)
 

 

ZAKAT FITRAH


ZAKAT FITRAH
ust. Asy'ari Masduki, MA

Zakat Fithrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang yang wajib ia beri nafkah (ia tanggung biaya hidupnya), seperti orang tuanya yang fakir, istri dan anaknya yang belum baligh. Zakat Fithrah ini wajib dikeluarkan jika ia mempunyai harta lebih dari kebutuhan sandang, papan, makanan pokoknya dan makanan pokok orang-orang yang wajib ia nafkahi pada hari raya dan malamnya dan juga ada kelebihan untuk membayar hutangnya.
Zakat fithrah atau zakat badan wajib dikeluarkan oleh setiap muslim untuk membersihkan dirinya atau orang yang nafkahnya menjadi tanggungannya pada hari raya Idul Fitri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ زَكَاةَ اْلفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَا كِيْنِ
Maknanya: ”Rasulullah mewajibkan zakat Fithrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dan memberi  makan bagi kaum miskin ”. (H.R. Abu Daud dan lbnu Majah dari Ibnu Abbas)

Dalam mengeluarkan zakat ini diwajibkan untuk niat ketika memisahkan kadar zakat yang akan ia keluarkan atau ketika menyerahkannya kepada mustahiq. Sebagai contoh, ketika ia memisahkan kadar zakat untuk dirinya dalam hati ia berniat: “ini zakat fithrahku”. Adapun jika ia ingin mengeluarkan zakat Fithrah anaknya yang sudah baligh maka diharuskan untuk minta izin terlebih dahulu dari si anak tersebut, jika tidak demikian, maka zakat itu tidak sah karena anak yang sudah baligh secara hukum fiqih nafkah (biaya hidupnya) bukan lagi menjadi kewajiban orang tuanya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat kebanyakan orang cenderung mengabaikannya.