Masjid Agung AN NUUR Kab. Kediri
Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Sabtu, 25 Mei 2013
Kamis, 23 Mei 2013
Hikmah Dan Tujuan Isra’ Dan Mi’raj
Hikmah Dan Tujuan Isra’ Dan Mi’raj
oleh : Ust. Asy'ari Masduki, MA
Allah
ta’ala berfirman:
سُبْحَانَ
الَّذِيْ أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاَ مِّنَ اْلمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى اْلمَسْجِدِ
اْلأَقْصَا الَّذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايتِنَا إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Maha suci Allah yang memperjalankan
hambanya pada suatu malam dari masjidil haram ke masjid al aqsha yang kami
berkahi sekelilngnya untuk aku perlihatkan kepadanya tanda-tanda kekuasaanku,
sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi maha melihat” (Q.S al
Isra: 1) Isra’
Di antara mukjizat Rasulullah yang paling
besar adalah mukjizat Isra dan Mi’raj. Isra’ artinya bahwa nabi diperjalankan
pada suatu malam dari Masjid al Haram (makkah al mukarramah) ke masjid al Aqsha
(Palestina). Dari sana kemudian Rasulullah di mi’rajkan, yaitu dinaikkan dari al-Masjid al-Aqsha hingga ke atas
langit ketujuh dengan menaiki tangga yang terpaut di antara langit dan bumi.
Setiap anak tangga tersebut terbuat dari emas perak.
Pada peristiwa Isra’ banyak keajaiban yang
ditunjukkan oleh Allah kepada Rasulullah, di antaranya adalah:
1.
Dunia, Rasulullah
melihat dunia dalam bentuk orang tua renta
2.
Iblis, Rasulullah
melihat Iblis sedang berteriak-teriak memanggil beliau.
3.
Rasulullah mencium
bau harum dari kubur Masyithah binti Fir’aun (tukang sisir putri Rasulullah),
yang telah mati syahid bersama seluruh keluarganya karena mempertahankan
keimanannya.
4.
Al
Mujahidun fi Sabilillah, Rasulullah melihat sekelompok orang yang menanam
tanaman dan memanennya dalam waktu dua hari. Jibril menjelaskan bahwa itu
adalah gambaran orang-orang yang berjihad fi sabilillah
5.
Khuthaba’
al Fitnah, Rasulullah melihat orang-orang yang lisan dan bibir mereka dipotong
dengan gunting yang berasal dari api. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah khuthabaul
fitnah (orang-oraang yang berceramah untuk menyebarkan keburukan dan fitnah
di masyarakat, mengajak masyarakat pada kesesatan dan kerusakan, penipuan dan
khianat).
6.
Orang yang berbicara
dengan kata-kata yang rusak, Rasulullah melihat kerbau jantan yang keluar dari
lobang yang kecil kemudian dia mau masuk kembali namun tidak bisa. Jibril
menjelaskan bahwa ini adalah gambaran orang yang berbicara dengan perkataan
yang rusak yang mengandung bahaya dan fitnah bagi masyarakat, kemudian dia
ingin menarik ucapannya itu, namun sudah tidak bisa lagi.
7.
Orang-orang yang
enggan membayar zakat, Rasulullah melihat sekelompok orang berteriak seperti
binatang ternak. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah gambaran orang-orang
enggan membayar zakat.
8.
Orang-orang yang
meninggalkan shalat, Rasulullah melihat sekelompok orang yang memecahkan
kepalanya sendiri kemudian kepala yang pecah itu kembali lagi seperti semula.
Jibril menjelaskan, bahwa itu adalah gambaran orang yang enggan melaksanakan
shalat
9.
Para pezina, Rasulullah
melihat sekelompok orang yang berlomba-lomba untuk berebut daging yang busuk
dan membiarkan daging yang masih baik. Jibril menjelaskan, mereka adalah di
anatara umatmu yang meninggalkan yang halal mereka tidak mau memakannya dan
mendatangi yang haram kemudian memakannya. Mereka juga gambaran orang-orang
yang berzina.
10.
Para peminum khamer, Rasulullah
melihat sekelompok orang yang meminum nanah yang keluar dari para kemaluan para
penzina. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah gambaran para peminum khamer.
11.
Orang-orang
pekerjaannya ghibah, Rasulullah melihat sekelompok orang yang menggaruk-garuk
muka dan dada mereka dengan kuku yang terbuat dari besi. Jibril menjelaskan
mereka adalah gambaran orang-orang yang senang ghibah (menggunjingkan orang
lain/ membicarakan keburukan yang ada pada orang lain dibelakangnya)
Keajaiban-Keajaiban Mi’raj
Ketika Rasulullah berada di suatu tempat
yang lebih tinggi dari langit ketujuh, beliau diperlihatkan oleh Allah beberapa
keajaiban ciptaan-Nya, antara lain :
1.
Al-Bait al-Ma’mur; yaitu tempat/rumah yang dimuliakan, yang berada di atas langit ketujuh.
Setiap hari sebanyak 70.000 malaikat masuk ke dalam rumah tersebut lalu keluar
dan tidak akan pernah kembali lagi, demikian seterusnya. Al-Bait al-Ma’mur
ini bagi para malaikat laksana Ka’bah bagi manusia di bumi. Ia menjadi tempat
untuk thawaf.
2.
Sidrat al-Muntaha; yaitu sebuah pohon yang sangat besar dan indah. Tidak ada seorangpun
diantara makhluk Allah yang dapat menggambarkannya. Jika seseorang melakukan
perjalanan di bawah naungan pohon tersebut dengan menaiki kendaraan yang cepat,
akan menghabiskan waktu 70 tahun.
3.
Surga; yaitu rumah balasan kebaikan atau tempat kenikmatan yang disediakan Allah
bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Surga saat ini telah diciptakan Allah, ia
berada di atas langit ketujuh. Sabda Rasulullah ketika menceritakan peristiwa
Mi’raj:
اِطَّلَعْتُ
فِى الْــجَنَّةِ فَــرَاَيْتُ اَكْثَـرَ اَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ (رواه البخاري
ومسلم(
Maknanya: “Aku melihat surga, dan aku
melihat mayoritas penduduknya adalah orang-orang fakir”. H. R. al-Bukhari dan
Muslim.
4. Arsy; yaitu makhluk Allah yang paling besar
bentuknya. Tidak ada makhluk Allah yang lebih besar dari Arsy. Arsy bukan
tempat bersemayam bagi Allah, karena Allah tidak membutuhkan tempat. Sayyidina
‘Ali berkata :
إنَّ
اللهَ خلَقَ العَرْشَ إظهَارًا لِقُدْرَتِهِ وَلَمْ يَتّخِذْهُ مَكَانًا لِذَاتِهِ
Maknanya: “Sesungguhnya Allah menciptakan
‘Arsy untuk menunjukkan kekuasaan-Nya, bukan untuk menjadikannya tempat bagi
Dzat-Nya”. Lihat kitab al-Farqu bainal Firaq, hlm. 333.
Tujuan Isra dan Mi’raj
Tujuan dan hikmah sebenarnya dari Isra’
dan Mi’raj adalah untuk memuliakan Rasulullah dan untuk memperlihatkan
kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah, sebagaimana firman Allah dalam
surat al-Isra’ ayat 1: لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنا (Agar Kami memperlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami). Selain itu, isra’ dan
mi’raj juga ditujukan untuk mengagungkan derajat Nabi Muhammad, serta sebagai
penguat hati beliau dalam menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan
orang-orang kafir Quraisy, terlebih setelah ditinggal mati oleh paman beliau
Abu Thalib dan isteri beliau Khadijah.
Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan, sebagaimana ditetapkan para ulama Ahlussunnah, bahwa tujuan dari
Isra’ dan Mi’raj bukanlah untuk menemui Allah. Barangsiapa yang berkeyakinan
seperti ini maka ia telah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Allah
berfirman:
فَإِنَّ
اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Maknanya: “Sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) dari alam semesta”. Q. S. Ali Imran:
97.
Allah tidak boleh
disifati dengan sifat-sifat makhluk. Tidak boleh dikatakan bagi-Nya di atas, di
bawah, di depan, di belakang atau di semua arah. Allah berfirman:
لَيْسَ
كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
Maknanya: “Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Allah baik dari satu segi maupun semua segi”. Q.
S. as-Syura [42]: 11.
Wahyu Yang Diterima Rasulullah Saat Mi'raj
Ketika Nabi berada di atas Sidrat
al-Muntaha beliau mendengar kalam Allah yang dzati azali dan abadi, bukan berupa bahasa, huruf dan suara.
Allah membuka hijab dari Rasulullah; Allah memperdengarkan kalam-Nya
pada saat Rasulullah berada di suatu tempat di atas Sidratul Muntaha;
suatu tempat yang tidak pernah dikotori dengan perbuatan maksiat dan bukan tempat
di mana Allah berada seperti dugaan sebagian orang, sebab Allah ada tanpa
tempat.
Di antara wahyu yang beliau terima ketika itu adalah:
1.Kewajiban sholat 50 kali dalam sehari semalam bagi umatnya.
Kemudian terjadilah dialog dengan Nabi Musa yang menganjurkan agar Nabi
meminta keringanan kepada Allah dan akhirnya diwajibkan bagi ummat Islam hanya
lima kali sholat dalam sehari semalam, namun nilai sekali sholat tersebut
sebanding dengan sepuluh kali sholat sehingga lima kali sholat sebanding dengan
lima puluh kali sholat.
2. Bahwa Allah akan
mengampuni dosa besar yang dilakukan oleh ummat Muhammad yaitu bagi orang-orang
yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan orag kafir, tidak akan pernah diampuni
oleh Allah
3. Barang siapa yang
beramal kebaikan maka di catat untuknya 10 kebaikan dan barang siapa berniat
melakukan kebaikan maka di catat untuknya satu buah kebaikan, meskipun belum
dilakukan. Dan apabila seseorang berniat melakukan keburukan dan kemudian
melakukannya maka di catat satu keburukan untuknya.
Langganan:
Postingan (Atom)