FATAMORGANA KEHIDUPAN
Ustd.
Moch. Shobirin
Allah berfirman:
“Tidak ada kehidupan duniawi kecuali perhiasan yang membujuk”.
A
|
llah menciptakan dunia seisinya sebagai mahluk
yang hina dina yang pada hakekatnya bentuknya menjijikkan dan baunya sangat
bacin sekali meskipun seakan-akan bentuknya begitu indah dan menghayutkan yang penuh dengan rumah dan gedung yang megah yang
mencakar langit penuh dengan mobil yang mewah dan makanan yang enak-enak.
Seiring
dengan kemajuan zaman yang serba modern
kita bisa melihat kejadian-kejadian dunia lewat internet dan kita
bisa bercakap-cakap dengan orang lain dari
jarak yang sangat jauh lewat telpon dan kita bisa pergi ke luar negeri dengan
hanya ditempuh beberapa menit saja dengan naik pesawat terbang. Ini semua adalah
isi dunia yang pada hakekatnya hanya fatamorgana kehidupan di dunia yang fana
ini. Allah menciptakan dunia seisinya sebagai
surga bagi orang-orang kafir karena mereka hidup di dunia ini tanpa ada
aturan-aturan tertentu dari Allah mereka hidup dengan berfoya-foya mencari
kemewahan duniawi yang pada hakekatnya akan menjerumuskan mereka pada jurang
kesesatan dan Allah menciptakan dunia
ini penjara bagi orang-orang mu’min karena mereka harus hidup penuh dengan
kewajiban dan larangan dari Allah mereka
beribadah kepada Allah harus mernerima
cobaan dari gemerlapan duniawi. Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin
dan surga bagi orang kafir”
Dunia ini tempat susah dan sengsara bagi siapa saja,
maka dari itu memang semestinya kalau kita hidup di dunia ini penuh dengan
kesusahan dan cobaan. Orang yang mencari kesenagan di dunia ini bagaikan
mencari matahari di malam hari dan mencari bulan di siang hari. Dunia bagaikan
bangkai yang dibungkus emas permata dan bagaikan bola yang diperebutkan para
pemain, barang siapa yang bersusah payah memperebutkan bangkai dan bola tadi
dia akan hanya mendapatkan kehinaan, kekecewaan, kekesalan dan sesuatu yang
fana. Akan tetapi meskipun begitu, anehnya banyak orang-orang yang berusaha pergi jauh hanya untuk mendapatkan
harta semata. Mereka mengatakan “hidup hanya sekali harus kita menikmatinya
sebaik mungkin, mereka menghayal kecil hidup dimanja, muda foya-foya, tua kaya
raya mati masuk surga. Orang-orang seperti ini menurut Allah adalah orang yang tidak mempunyai akal
sempurna.
Orang-orang yang terbujuk duniawi dibagi menjadi tiga (3) golongan:
1.
Orang-orang awam. Mereka terbujuk duniawi dari empat perkara, yaitu:
a.
Rumah dan isinya yang serba mewah, golongan ini berkerja keras memeras
keringat sehingga malam dibuat siang dan siang dibuat malam hanya untuk
membangun rumah yang megah mereka ingin membangun rumah sebaik dan semegah
mungkin tapi mereka lupa rumah masa depan setelah mati yang mereka harus
sendirian di alam kubur tanpa teman, suami, istri, sanak famili dan penuh
dengan siksaan dari Allah bagi orang-orang yang di dunia hanya memikirkan
kehidupan duniawi saja.
b.
Terbujuk dengan mobil mewah. Orang-orang awam rela bekerja keluar
negeri bertahun-tahun tidak memandang halal dan haram hanya demi ingin punya
mobil yang mewah tapi mereka lupa akan kendaraan setelah mati yang rodanya berupa
manusia yakni keranda mayat.
c.
Terbujuk dengan istri yang cantik. Manusia adalah makhluk Allah yang diberi nafsu sehingga dia sangat mencintai istrinya yang cantik tapi mereka
lupa mendapatkan bidadari di akhirat nanti dengan cara beribadah kepada Allah.
d.
Terbujuk dengan mempercantik postur tubuh. Akhir-akhir ini banyak
produk kecantikan yang mengiklankan produknya lewat iklan TV Swasta sehingga
banyak orang-orang yang mudah mendapatkan informasi cara-cara mempercantik
postur tubuh. Mereka rela mengeluarkan uang ratusan ribu demi kecantikan dan
kemolekan postur tubuhnya, mereka lupa akan hakekat dirinya sendiri yang
asalnya dari air yang menjijikkan, kemana-mana selalu membawa kotoran kalau
sudah mati akan mejadi bangkai yang
menjijikkan, mereka hanya berusaha mempercantik tubuhnya di dunia dan tidak berusaha mempercantik tubuhnya di
akhirat nanti dengan cara menjalankan segala perintah Allah dan menjahui segala larangan-Nya, seperti
Sabda nabi Muhammad “barang siapa
yang hafal Al-Qur’an dan mengamalkanya maka apabila dia mati tubuhnya akan
tetap utuh, tidak disiksa dan tidak membusuk”.
Ini adalah sebagian contoh kecil perbuatan orang-orang awam yang hanya
mementingkan duniawi yang fana dengan kebodohannya mempermudah iblis untuk
menggelincirkan mereka kejurang kelam keduniawian. Supaya tidak mudah
digelincirkan oleh iblis mereka tetap wajib mencari ilmu ingatlah orang yang
mencari ilmu dengan ikhlas maka gemerlap kehidupan duniawi oleh Allah akan diberikan kepadanya. Seperti nabi
Sulaiman disuruh memilih ilmu dan harta beliau memilih ilmu karena beliau
memilih ilmu maka harta kekayaan kerajaan yang megah dan istri yang
cantik-cantik diberikan kepadanya. Sebaliknya orang-orang yang mengejar duniawi
justru duniawi yakni harta, tahta dan wanita akan menjauhinya seperti firman
Allah dalam hadits Qudsy “Hai dunia apabila ada orang yang mengejarmu
jauhilah tapi apabila ada orang menjauhimu dekatilah”.
Pada hakekatnya boleh seseorang membangun rumah yang mewah punya mobil
yang megah dengan syarat semua itu tidak memalingkan hatinya dari ingat kepada Allah seperti imam Syadzili, beliau adalah seorang
ulama besar pencetus thariqah Syadziliyah, beliau hidup dengan bergelimang
harta benda, tapi harta bendanya tidak memalingkan hatinya dari dzikir kepada Allah.
2.
Golongan orang-orang kedua yang terbujuk dunia adalah Orang-orang
mukmin. Mereka terbujuk duniawi melalui berbagai macam ibadah.
a.
Dibujuk melalui ibadah zakat, tidak sedikit orang orang yang
mengeluarkan zakat mal seperti zakat tijarah tetapi niatnya hanya ingin
terkenal sebagai orang yang ahli zakat, cari muka di tengah tengah masyarakat.
b.
Dibujuk lewat ibadah haji, di zaman sekarang banyak sekali orang orang
yang berlomba- lomba untuk beribadah haji tapi niatnya hanya supaya dipanggil pak
haji dan terkenal di tengah-tengah masyarakat
c.
Dibujuk melalui sholat tahajudnya, salah satu ibadah yang mengangkat
derajat manusia adalah shalat tahajjud. Tapi banyak sekali orang orang yang shalat
tahajjud, kemudian dia merasa sebagai hamba Allah yang paling mulia, manusia yang paling
sempurna, tidak punya dosa, paling tinggi derajatnya.
Ini adalah sebagian contoh kecil bujukan duniawi orang orang mukmin
melalui ibadahnya. Mereka beribadah kepada Allah dengan niat tidak ikhlas sehingga semua amal
ibadahnya menjadi fatamorgana kehidupan duniawi yang tidak diterima Allah
ta’aalaa. Maka dari itu marilah kita mendalami ilmu fiqih dan ilmu tasawuf
dengan tujuan supaya kita bisa beribadah kepada Allah dengan baik dan ikhlas. Dan hati kita
terhindar dari sifat sifat tercela seperti takabbur, iri, dengki, pemarah dan
supaya hati kita penuh dengan sifat sifat terpuji seperti pemaaf, rendah diri,
sabar dan lain lain. Ingatlah sesungguhnya ilmu dan hidayah Allah hanya diberikan pada orang yang berhati
bersih dari sifat tercela.
3.
Golongan ketiga yang terbujuk dunia adalah Orang-orang Alim. Mereka
terbujuk duniawi melalui ilmu yang dimilikinya.
a.
Terbujuk duniawi melalui mengajarkan ilmu. Allah memerintahkan kepada orang orang yang berilmu
untuk mengamalkan dan menyebarkan ilmunya dengan ikhlas semata mata karena
Allah, tapi banyak sekali orang orang yang mengajarkan ilmunya dengan niat
supaya dipuji, digaji, dipandang pandai, orang yang paling berjasa di tengah-tengah
masyarakat.
b.
Terbujuk duniawi melalui berpidato. Orang menyebarkan ilmu banyak
sekali caranya. Ada yang lewat mengajar seperti di pondok pesantren, ada yang
lewat berpidato dan lain lain. Ini semua harus diniati yang ikhlas untuk
menyebarkan agama Allah. Dan Semata - mata karena Allah. Tapi banyak sekali
da’i kondang yang berpidato niatnya untuk mencari uang, supaya menjadi orang
yang terkenal dan terhormat, bahkan tidak sedikit dari mereka berpidato hanya
untuk mencari masa.
Terbujuk duniawi melalui mengamalkan ilmunya.
Allah memerintahkan kepada kita untuk
mencari dan mengamalkan ilmu dengan ikhlas. Namun banyak sekali orang orang
yang mengamalkan ilmunya mereka digelincirkan oleh iblis sehingga mereka
beribadah seperti sholat malam, wiridan, wira’i, zuhud tidak niat semata mata karena Allah, tapi berniat supaya dia dijuluki orang yang
ahli beribadah, ahli zuhud, ahli wiridan dan lain-lain. Sehingga semua amal
ibadahnya menjadi fatamorgana kehidupan duniawi semata dan tidak mendapatkan
pahala di akhirat nanti. Bahkan orang – orang seperti ini oleh imam Ghazali
dalam kitab ikhya’ ulumuddin disebut dengan ‘ulama’ as suu’ maka
dari itu, marilah segala apa yang kita lakukan kita niatkan dengan ikhlas
karena mencari ridla Allah. Ada sebuah maqalah
mengatakan . Maka dari itu, mari kita sucikan diri dan hati sehingga kita bisa
beramal ilmiah dan berilmu amaliyah dengan ikhlas sehingga kita termasuk hamba
Allah yang selamat di dunia dan akhirat. Amin…