Masjid Agung AN NUUR Kab. Kediri

Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 25 Februari 2011

KEAGUNGAN MAULID NABI

KEAGUNGAN MAULID NABI
Ust. Asy`ari Masduki, MA


Keajaiban Di Saat Aminah Mengandung Rasulullah
Diceritakan bahwa ketika sayyidah Aminah mengandung Rasulullah, beliau menyaksikan burung - burung pada jinak dan hinggap pada beliau, setiap kali beliau ke sumur untuk mengambil air minum, tiba - tiba air sumur tersebut naik dengan sendirinya ke permukaan sumur sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah. Beliau juga selalu mendengar bacaan tasbih  para malaikat yang ada disekitar beliau.

Sayyadah Aminah menceritakan bahwa pada suatu malam beliau bermimpi melihat sebuah pohon yang diatasnya terdapat bintang - bintang yang bersinar, diantara bintang - bintang tersebut terdapat satu bintang yang cahayanya lebih terang dari pada bintang - bintang yang lainya. Bintang tersebut kemudian jatuh ke dalam kamar beliau, pada saat itu beliau mendengar suara malikat, mengatakan : "ini adalah nabi rasul".

Pada pagi harinya, berdasarkan saran dari suaminya (sayyid Abdullah), beliau menanyakan penafsiran mimpi tersebut pada khalifah bin Attab (seorang ahli tafsir mimpi ketika itu). Khalifah bin Attab mengatakan : "pohon tersebut adalah gambaran dari nabi Ibrahim dan bintang - bintang yang berada di atasnya adalah gambaran dari anak - anak nabi Ibrahim yang diangkat menjadi nabi, sedangkan satu bintang yang cahayanya lebih Terang dari pada bintang - bintang yang lain adalah gambaran dari seorang nabi yang akan lahir pada masa sekarang, adapun jatuhnya bintang tersebut di kamarmu adalah karena kamu yang akan melahirkanya"

Selama hamil, pada setiap bulan para nabi datang menjenguk sayyidah Aminah. Mereka adalah Nabi Adam , Nabi Syits, Nabi Idris, Nabi Musa, dan Nabi Isa 'alaihissalam. Seluruhnya datang untuk mengucapkan salam pada Rosulullah Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam, dan memberikan kabar gembira pada sayyidah Aminah, tentang kemulyaan dan keagungan bayi yang sedang dikandungnya. Peristiwa ini membuktikan bahwa para Nabi hidup didalam kuburnya, dan dapat memberi manfaat pada orang yang bertawasul dengan mereka.

Keajaiban Di Hari Kelahiran Rosulullah SAW
Pada hari senin malam tanggal 12 Rabiul Awwal, Sayyidah Aminah tinggal sendirian dirumahnya. Padahal pada malam itu, Sayyidah Aminah telah mulai merasakan bahwa bayi yang ada dalam kandungannya akan segera lahir. Sehingga beliau menangis, bersedih karena beliau sendirian didalam rumah. Pada saat itu tiba-tiba datang 4 orang perempuan dengan perawakan tinggi, cantik dan beraroma sangat wangi. Mereka adalah empat perempuan yang paling mulia dalam islam yaitu  Maryam Binti Imran, Sarah istri Ibrahim, Hajar Ibu Isma'il, dan Asiyah binti Mazahim istri Fir'aun. Mereka datang untuk menghibur  dan memberikan kabar gembira kepada Sayyidah Aminah akan lahirnya manusia pilihan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Tidak seperti umumnya perempuan ketika melahirkan, Sayyidah Aminah sama sekali tidak merasakan rasa sakit pada saat melahirkan Rosulullah. Beliau hanya mengeluarkan keringat yang sangat wangi bak minyak misk. Ketika beliau mengeluh kehausan, kemudian Malaikat datang dengan membawa minuman yang lebih manis daripada madu, lebih dingin daripada es dan lenih wangi baunya daripada minyak misk. Ketika Sayyidah Aminah telah merasakan semakin dekat waktu melahirkan, tiba-tiba seekor burung besar berwarna putih datang, kemudian dia mengusapkan bagian dari salah satu sayapnya pada perut Sayyidah Aminah, seraya mengatakan : " Lahirlah wahai Nabi Allah!", maka lahirlah Rasulullah dengan sangat lancar dan mudah, dalam keadaan berlutut dengan mengangkat kepalanya kelangit. Karena langit adalah tempat turunnya berkah dan rahmat.

Catatan : seluruh kejadian luar biasa yang terjadi pada Sayyidah Aminah adalah Karomah dan hal itu merupakan dalil yang menunjukkan bahwa ayah dan ibu Rasulullah adalah seorang mukmin.

Forum Tanya Jawab
1. Bagaimanakah gambaran Akhlak Rasulullah?
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam  adalah orang yang paling mulia akhlaknya Sehingga Allah Ta'ala memuji beliau dengan firmannya :
"Dan sesungguhnya engkau adalah orang yang berakhlak mulia" ( Q.s Al Qalam:4)
Sayyidah Aminah ketika ditanya tentang gambaran akhlak Rasulullah, beliau menjelaskan :

"Akhlak Rasulullah adalah Al Qur'an" (HR. Muslim dalam kitab Shahihnya)

Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang pemberani, ditakuti musuh-musuhnya dan disegani oleh sahabat-sahabatnya. Namun demikian, beliau juga orang yang sangat rendah diri (tawadhu'), sabar, tutur katanya halus dan penuh dengan hikmah. Beliau tidak pernah menyakiti hati sahabat-sahabtanya, baik yang baru beliau kenal, maupun yang sudah lama beliau kenal. Beliau adalah seorang yang jujur, terpercaya, selalu menyambung tali silaturrohim, dermawan, selalu taat kepada Allah dimana dan kapanpun beliau berada, senantiasa berbuat baik kepada fakir miskin, anak-anak yatim, para janda dan orang-orang yang lemah, mencintai orang-orang miskin dan menghadiri janazah mereka, serta menjenguk orang-orang yang sedang sakit.

2. Bagaimana sifat-sifat fisik Rasulullah ?
Al Barra' Ibn 'Azib menceritakan :

"Rasulullah adalah orang yang paling tampan mukanya dan yang paling baik akhlaknya" (HR. Al. Bukhari Muslim dan lainnya)
Abu Hurairah menceritakan :

"Aku tidak melihat orang yang lebih tampan dari Nabi, seakan-akan matahari berjalan dimukanya" (HR at Tirmidzi dari Ahmad)

Rasulullah berperawkan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, mukanya bersinar bagaikan rembulan di malam purnama, kulitmya putih kemerah merahan, kedua matanya lebar, hastanya panjang, perut dan dadanya rata, keningnya luas, bulu matanya panjang dan melengkung, jenggotnya lebat dan rapi, antara satu pundak dengan pundak lainnya  berukuran lebar dan sesekali rambutnya memenjang sampai pundaknya. Ketika wafat pada usia 63 tahun, tidak tedapat lebih dari 20 helai rambut yang berwarna putih (uban), baik rambut kepala atau jenggotnya. Rasulullah aromanya selalu wangi, baik ketika memakai wewangian ataupun tidak, Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok seorang lelaki sejati. Allah memberikan kekuatan kepadanya sebanding dengan 40 orang laki-laki perkasa.

Jumat, 18 Februari 2011

PERINGATAN MAULID NABI

Buletin Jum`at An Nuur Edisi IV Jum`at 15 R. Awal 1432H

PERINGATAN MAULID NABI
Ust. Asy`ari Masduki, MA

  • Sejarah Maulid Nabi
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthollib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ibunya adalah Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Khilab bin Murah. Dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabi`ul Awwal Tahun fiil (gajah). Dilahirkan dalam keadaan bercelak, memakai wewangian, telah terpotong tali pusarnya, telah berkhitan dan diantara pundaknya terdapat khatamun nubuwwah. Dilahirkan dalam keadaan berlutut dan mengangkat kepalanya kelangit, karena langit adalah tempat turunya rahmat dan kiblat berdo`a. Pada hari kelahiranya, api sesembahan kaum majusi padam, padahal belum pernah padam selama seribu tahun, danau sawah mengering, dan singgasana raja Persia goncang sehingga 15 balkonnya berguguran.
Ketika sang ibu melahirkanya, beliau melihat pada bayinya cahaya yang menyinari istana Bushra di Syam sehingga beliau melihat leher - leher unta yang ada di sana.
  • Hukum Peringatan Maulid Nabi 
Perayaan maulid nabiMuhammad shalallahu`alaihi wasallam adalah salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah ta`ala,  atas anugrah kelahiran sang penyelamat Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam, sekaligus bentuk rasa cinta kepada beliau. Perayaan maulid nabi juga merupakan moment untuk mengingat kembali ingatan kita akan sejarah panjang perjuangan Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam  dalam menyelamatkan manusia dari kebodohan kekufuran menuju kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. 
Apabila kita perhatikan dari seluruh prosesi perayaan maulid nabi (pembacaan ayat - ayat suci Al Qur`an pembacaan sejarah kelahiran, sejarah perjuangan dan akhlak serta keutamaan - keutamaan nabi nabi agung Muhammad, maulidhah hasanah  dan diakhiri dengan do`a dan sedekah) maka semuanya adalah baik, tidak ada satupun kegiatan yang bertentangan dengan syari`at islam, tidak ada satu kegiatan yang bertentangan dengan al Qur`an dan hadits - hadits Rasulullah. Dengan demikian, perayaan maulid nabi masuk dalam dalil umum perintah berbuat kebaikan, firman Allah ta`ala  :
وَافْعَلُواالْخَيْرَلَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"dan perbuatlah kebaikan supaya kamu mendapat kemenangan"
Para ulama menggolongkan perayaan maulid nabi sebagai bid`ah hasanah. Al  Hafidz as Suyuthi dalam kitab Husnul Maqshid fi `Amali al Maulid  menegaskan bahwa peringatan maulid nabi yang terdiri dari pembacaan al Qur`an, membaca riwayat kelahiran nabi, kemudian disediakan makanan untuk yang hadir dan tidak lebih dari itu adalah termasuk bid`ah hasanah, orang yang melakukannya mendapat pahala, karena mengandung unsur pengagungan terhadap Nabi shalallahu`alaihi wasallam dan kegembiraan dengan lahirnya bani yang mulia.
  Salah satu dasar perayaaan maulid nabi adalah sebuah hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah ketika datang di Madinah, beliau mendapati orang - orang yahudi sedang berpuasa Asyura, kemudian beliau menanyakan hal itu pada mereka. Mereka menjawab : pada hari ini Allah menenggelamkan Fir`aun dan menyelamatkan nabi Musa, maka kami puasa sebagai wujud syukur kami kepada Allah. Rasulullah kemudian bersabda :
"Kami lebih berhak (ikut) dengan Musa dari kalian"
kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.
Berdasarkan hadits ini dapat dipahami bahwa melakukan perbuatan syukur kepada Allah terhadap suatu nikmat atau hilangnya suatu musibah pada hari tertentu pada setiap tahunya hukumnya adalah boleh. Dan syukur itu bisa dilakukan dengan sujud syukur, puasa, sedekah, membaca al Qur`an dan perbuatan - perbuatan baik lainya. Dan nikmat yang paling agung adalah kelahiran Nabi Muhammad shalallahu`alaihi wasallam.

Forum Tanya Jawab 
 1. Bagaimana sejarah Peringatan Maulid Nabi
     Pertama kali orang yang mengadakan peringatan maulid  nabi adalah raja al Mudhaffar Abu Sa`id al Kaukabri raja Irbil di Irak pada awal abad ke tujuh hijriah. Beliau adalah seorang raja yang bertaqwa, pemberani, cerdas, alim dan adil. Setiap datang bulan Rabi`ul Awwal, beliau senantiasa melaksanakan perayaan maulid nabi secara besar - besaran. Diceritakan dalam kitab sair A`limi an Nubala wa an Nihayah,  bahwa perayaan maulid nabi yangbeliau adakan selalu dihadiri oleh umat Islam dari berbagai penjuru Irak dan al Jazair dan juga dihadiri oleh pembesar ulama baik dari fuqaha, Muhadditsin, sufi,  ataupun yang lainya. Pada saat itu raja al Mudhaffar menyembelih ribuan unta, kambing dan ayam, menghidangkan seratus ribu roti, dan 30 ribu piring kue. Setiap tahunya, untuk keperluan peringatan maulid nabi beliau mengalokasikan dana sampai dengan 300 ribu dinar.

 2. Apa yang dimaksud dengan bid`ah?
    Bid`ah adalah sesuatu yang baru yang belum dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam-, Para ulama membagi bid`ah menjadi dua bagian yaitu bid`ah dhalalah (sesat) dan bid`ah hasanah ( bid`ah yang baik). Bid`ah dhalalah / sayyiah  adalah bid`ah yang bertentangan dengan al Qur`an dan hadits, sedangkan bid`ah hasanah  adalah bid`ah yang tidak bertentangan dengan al Qur`an dan hadits. Rasulullah shalallahu`alaihi wasallam bersabda :
 "Barang siapa yang membuat perkara baru dalam ajaran agama kita ini yang bukan bagian dari agama maka ia tertolak"
    Dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan kepada kita bahwa perkara baru yang tertolak adalah apabila bertentangan dengan syari`at, sedangkan yang sesuai dengan syari`at maka tidak tertolak.
Imam Syafi`i sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Bari (13/13) juga menyatakan :
"Bid`ah itu ada dua yang terpuji dan yang tercela, bid`ah yang sesuai dengan sunnah maka ia terpuji dan bid`ah yang bertentangan dengan sunnah maka ia tercela" 

Jumat, 11 Februari 2011

Makna Dua Kalimah Syahadat

    Buletin Jum`at An Nuur  Edisi III Jum`at 01 R. Awal 1432H     
       
Makna Dua Kalimah Syahadat
Ust. Asy’ari Masduki, MA

Membaca dua kalimah syahadat adalah pintu Islam. Orang kafir yang hendak masuk Islam disyaratkan membaca dua kalimah syahadat, dan tidak sah tanpanya.

- Makna Syahadat Pertama
Secara global, makna syahadat pertama dijelaskan oleh para ulama dengan dua makna, sebagai berikut: 

Pertama, pengakuan dengan lisan yang disertai dengan keyakinan dalam hati bahwa tidak ada sesembahan yang disembah dengan benar kecuali hanya Allah. Maksud dari syahadat pertama adalah menafikan (meniadakan) uluhiyah (ketuhanan/yang disembah dengan benar) dari segala sesuatu selain Allah, dan menetapkan ketuhanan (uluhiyah) hanya pada Allah ta’ala. Dengan demikian, segala sesembahan selain Allah adalah sesembahan yang disembah dengan batil, salah dan keliru.

Kedua, Pengakuan dengan lisan yang disertai dengan keyakinan dalam hati bahwa tidak ada pencipta selain Allah. Segala sesuatu selain Allah adalah makhluk (ciptaan) Allah ta’ala, Allah yang mengadakannya dari tidak ada menjadi ada. Allah adalah pencipta langit dengan segala isinya, Allah adalah pencipta bumi dengan segala isinya. Allah adalah pencipta makhluk dan perbuatan yang dikerjakannya. Allah pencipta kebaikan dan keburukan, pencipta keimanan dan kekufuran, pencipta ketaatan dan kemaksiatan, pencipta manfaat dan madharrat. Allah adalah pencipta para malaikat dan para nabi yang senantiasa taat kepadanya dan Allah juga yang menciptakan Iblis dan syetan yang senantiasa kufur dan inkar kepada-Nya. Perbedaannya, bahwa kebaikan, keimanan dan ketaatan terjadi dengan ridha dan perintah Allah, sementara keburukan, kemaksiatan dan kekufuran dibenci dan dimurkai Allah ta’ala. Allah ta’ala berfiman:
Dan Allah menciptakan segala sesuatu” (Q.S al Furqan: 2)

- Makna Syahadat kedua
Secara global makna syahadat kedua adaah pengakuan dengan lisan disertai dengan keyakinan dalam hati bahwa Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf al-Qurasyi adalah hamba dan rasul (utusan Allah) pada seluruh manusia dan jin. Wajib diketahui bahwa beliau berasal dari kabilah Quraisy (pemimpin kabilah-kabilah arab), dan bahwa beliau dilahirkan di Makkah dan diangkat menjadi nabi ketika beliau tinggal di sana, hijrah ke Madinah kemudian wafat dan dimakamkan di sana (tepatnya di rumah Aisyah, tempat wafatnya beliau, karena seorang nabi dimakamkan ditempat meninggalnya).
Juga wajib diyakini bahwasanya beliau selalu benar dan jujur dalam setiap berita yang disampaikannya dari Allah dan tidak pernah salah. Karena semua yang beliau sampaikan adalah wahyu dari Allah. Allah ta’ala berfirman:
Dan tidaklah dia berkata berdasarkan hawa nasu melainkan dia adalah wahyu yang diwahyukan.(Q.S an Najm: 3-4)

Secara umum perkara yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya terkelompokkan pada tiga bagian:
1. Berupa berita tentang kejadian yang telah terjadi pada masa lalu, seperti cerita tentang nabi-nabi dan umat-umat terdahulu.
2. Berupa hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan dan ucapan manusia, perkataan ini halal dan perkataan itu haram, perbuatan ini halal dan perbuatan itu haram.
3. Berupa berita tentang kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang baik di dunia, di alam kubur dan di akhirat.
Juga termasuk kandungan makna syahadat kedua adalah kewajiban meyakini bahwa nabi Muhammad adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelah beliau, dan beliau adalah pemimpin manusia seluruhnya.

Forum Tanya Jawab:
1. Bagaimana hukumnya apabila seseorang hanya beriman dengan Allah saja, tidak beriman dengan nabi Muhammad?
Hukumnya masih kafir, sebab syahadat pertama saja tidak cukup untuk sahnya keimanan, tanpa dibarengi dengan syahadat kedua. Allah ta’ala berfirman:
Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Maka Sesungguhnya kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala”.(Q.S al Fath: 13)

2. Apa yang dimaksud dengan tawasul dan apa hukumnya?
Tawasul artinya meminta kepada Allah datangnya manfaat dan terhindarnya bahaya dengan menyebut nama seorang nabi atau wali sebagai bentuk penghormatan terhadap keduanya.
Tawasul dibolehkan dalam Islam. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh at Thabarani, at Tirmidzi, an Nawawi, Ibn al Jazari dan lainnya, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah mengajarkan do’a tawasul pada seorang sahabat yang buta, beliau memerintahkannya untuk shalat dua rekaat kemudian berdo’a dengan do’a tawasul di bawah ini:
اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي أَتَوَجَّهُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي لِتُقْضَى لِيْ
Bagi umat Islam, kedudukan tawasul adalah sebagai sebab syar’y terkabulnya do’a seseorang, sebagaimana obat berkedudukan sebagai sebab sembuhnya penyakit. Karena seorang muslim meyakini bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, pencipta manfaat dan madharrat, sehingga ketika mereka bertawasul dengan seorang nabi atau wali, tidak ada sama sekali dalam hati mereka keyakinan bahwa nabi atau wali itu yang memberi manfaat atau madharrat, tetapi keduanya hanyalah sebagai sebab, bukan pencipta. 

3. Apa hukum bersujud kepada raja atau orang tua?
Bersujud kepada manusia hukumnya diperinci; 
1) apabila bertujuan untuk menghormatinya maka hukumnya haram. 
2) apabila bertujuan untuk beribadah (menyembah) nya maka hukumnya kufur. 
Berbeda dengan syari’at sebagian Rasul sebelumnya yang memperbolehkan bagi seseorang sujud kepada manusia lain dengan tujuan menghormat, seperti yang dilakukan malaikat pada nabi Adam dan nabi Syu’aib bersama saudara nabi Yusuf terhadap nabi Yusuf.
Telah diriwayatkan dalam hadits shahih bahwa ketika sahabat Mu’adz bin Jabal datang dari Syam, beliau bersujud kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah bertanya: Apa yang engkau lakukan ini? Mu’adz menjawab: Wahai Rasulullah aku telah melihat penduduk Syam bersujud kepada panglima dan pemimpin-pemimpin mereka serta uskup-uskup mereka, dan engkau lebih layak menerima sujud tersebut. Maka Rasulullah bersabda:
لاَ تَفْعَلْ ، لَوْ كُنْتُ ءَامِرَ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ اْلَمرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“jangan kamu lakukan, apabila aku memerintahkan seseorang untuk bersujud maka aku pasi memerintahkan seorang perempuan bersujud pada suaminya”(HR Ibnu Hibban, al Baihaqi dal kitab Sunan).